kubet indonesia – Ini Cara Mengurangi Sifat Terlalu Mengontrol dan Suka Mengatur

Lihat Foto   Seseorang yang suka mengontrol belum tentu manipulatif atau haus kekuasaan. Banyak dari mereka justru didorong oleh rasa tanggung jawab yang tinggi, kecemasan, atau keinginan kuat agar semuanya berjalan sempurna.  Namun, jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa membebani hubungan, mempersempit ruang gerak orang lain, bahkan menguras energi mental kita sendiri. Psikoterapis Annabelle Dortch, PsyD,…

Ilustrasi atasan toxic

Lihat Foto

 

Seseorang yang suka mengontrol belum tentu manipulatif atau haus kekuasaan. Banyak dari mereka justru didorong oleh rasa tanggung jawab yang tinggi, kecemasan, atau keinginan kuat agar semuanya berjalan sempurna. 

Namun, jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa membebani hubungan, mempersempit ruang gerak orang lain, bahkan menguras energi mental kita sendiri.

Psikoterapis Annabelle Dortch, PsyD, menjelaskan bahwa perilaku suka mengontrol sering kali berakar dari rasa takut kalau tidak ada yang akan menangani situasi tersebut jika kita tidak turun tangan sendiri. 

“Kalimat batin yang sering muncul biasanya berbunyi, Kalau bukan aku yang kerjain, pasti gagal,” ujar Dr. Dortch.

Orang yang suka mengontrol biasanya menerapkan micromanagement pada bawahannya karena takut banyak hal tidak berjalan sesuai rencana, atau jadi kurang percaya pada pasangan.

Tapi tenang, sifat ini bisa dikendalikan dengan beberapa langkah sadar. Berikut cara-cara yang bisa membantu kamu mengurangi kecenderungan untuk terlalu mengontrol:

Ilustrasi kerja dengan metode hybrid. Freepik Ilustrasi kerja dengan metode hybrid.

 

1. Cari tahu apa yang mendorong sifat ini

Langkah pertama untuk belajar mengurangi kontrol adalah mencari tahu dari mana dorongan ini berasal.

Kemungkinan besar ada cerita di balik sifat suka mengontrol ini. Misalnya, mungkin kamu anak sulung yang terbebani dengan tanggung jawab emosional dan finansial sejak usia muda, sehingga ada perasaan jika kamu tidak menangani semuanya, pasti akan berantakan.

Membongkar alasan di balik rasa ingin mengatur akan membantumu memahami bahwa itu bukan soal perfeksionisme semata, tapi tentang rasa aman yang ingin diciptakan.

2. Ubah pola pikir bahwa pandangan orang lain berbeda, bukan “salah”

Salah satu alasan utama orang terjerumus ke dalam perilaku yang suka mengontrol adalah karena mereka yakin hanya mereka yang tahu cara terbaik untuk melakukan sesuatu. 

Padahal, tidak hanya ada satu metode yang “benar” untuk merencanakan liburan teman, misalnya, atau membuat laporan. Bahkan, mungkin saja pendekatan orang lain sama efektifnya, atau mungkin lebih baik.

3. Belajar untuk melepaskan kendali

“Kita membuang banyak energi emosional atau merusak hubungan hanya karena hal-hal yang sebenarnya tidak penting,” ujar terapis Sharon Martin.

Cobalah untuk belajar melepaskan kendali, di mulai dari hal-hal yang sederhana seperti membiarkan pasangan mencuci piring atau teman memilih restoran untuk reuni. Jadikan ini sebagai kesempatan untuk melihat apa yang terjadi ketika hidup tidak berjalan sesuai keinginan.

“Pada akhirnya, kita akan menyadari bahwa menyerahkan kendali pada hal-hal kecil tidak semenakutkan atau mengubah hidup seperti yang dibayangkan, yang dapat mempermudah kita untuk mengalihkan energi ke hal-hal yang benar-benar penting,” kata Martin.