kubet indonesia – Menyembuhkan Luka dari Hubungan Toxic, Panduan Menuju Cinta yang Sehat

Lihat Foto Rasa trauma, keraguan, dan luka emosional kerap menjadi penghalang dalam membangun hubungan baru. Namun, penyembuhan bukan hanya mungkin ini adalah proses penting yang dapat membawa kita ke versi diri yang lebih kuat dan sadar. Simak tips menyembuhkan luka dari hubungan toxic, dikutip dari laman Psychology Today dan Byrdie. 1. Mengenali pola hubungan yang…

Memahami red flag pasangan adalah salah satu cara keluar dari hubungan toxic.

Lihat Foto

Rasa trauma, keraguan, dan luka emosional kerap menjadi penghalang dalam membangun hubungan baru.

Namun, penyembuhan bukan hanya mungkin ini adalah proses penting yang dapat membawa kita ke versi diri yang lebih kuat dan sadar.

Simak tips menyembuhkan luka dari hubungan toxic, dikutip dari laman Psychology Today dan Byrdie.

1. Mengenali pola hubungan yang merusak

John Kim pada laman Psychology Today, menekankan bahwa banyak dari kita terjebak dalam pola hubungan yang berulang.

Seperti tertarik pada pasangan yang tidak tersedia secara emosional atau terburu-buru masuk ke dalam hubungan tanpa penyembuhan dari luka sebelumnya.

Pola-pola ini sering kali berakar dari pengalaman masa kecil, trauma yang belum terselesaikan, atau keyakinan keliru tentang cinta. Langkah pertama dalam penyembuhan adalah menyadari dan memahami pola-pola ini.

2. Melakukan pekerjaan internal sebelum memulai hubungan baru

Salah satu kesalahan umum adalah segera mencari hubungan baru setelah berakhirnya hubungan yang toksik, berharap bahwa pasangan baru akan berbeda.

Namun, tanpa penyembuhan internal, luka lama akan terbawa ke dalam hubungan berikutnya. Kim menyarankan untuk mengambil waktu untuk fokus pada diri sendiri melalui terapi, jurnal, meditasi, atau jeda dari dunia kencan.

3. Meredefinisi arti cinta yang sehat

Dani Mohrbach dalam laman Byrdie, berbagi pengalaman pribadi tentang bagaimana hubungan yang tenang dan stabil terasa asing setelah keluar dari hubungan yang penuh drama.

Ia menyadari bahwa ia telah mengasosiasikan konflik dengan gairah cinta. Dalam hubungan barunya, ia belajar bahwa cinta sejati didasarkan pada kepercayaan, kasih sayang, dan ketertarikan yang sehat, bukan kekacauan emosional.

4. Membangun kembali harga diri dan kepercayaan diri

Hubungan toksik sering kali merusak harga diri seseorang, membuat mereka merasa tidak layak mendapatkan cinta yang sehat.

Mohrbach menekankan pentingnya dukungan dari keluarga, teman, terapis, dan pasangan dalam membangun kembali kepercayaan diri dan menyadari bahwa mereka pantas mendapatkan cinta yang sehat.

5. Menerima proses penyembuhan sebagai perjalanan

Penyembuhan dari hubungan toksik bukanlah proses instan. Ia memerlukan waktu, kesabaran, dan kerja keras.

Dengan dukungan yang tepat dan komitmen untuk pertumbuhan pribadi, seseorang dapat keluar dari pola hubungan yang merusak dan membangun hubungan lebih sehat dan memuaskan di masa depan.