
Victoria Beckham dan putra sulungnya, Brooklyn Beckham, dikabarkan mengalami ketegangan.
Penyanyi sekaligus desainer asal Inggris ini disebut merasa tersisih saat tidak banyak dilibatkan dalam momen pernikahan Brooklyn dengan Nicola Peltz pada 2022.
Sejak saat itu, Brooklyn dan sang istri beberapa kali terlihat absen dari acara penting keluarga Beckham, sehingga memicu spekulasi renggangnya hubungan ibu dan anak tersebut.
Menanggapi dinamika ini, psikolog keluarga Sukmadiarti P, M.Psi. menjelaskan, setelah anak menikah, penting bagi orangtua, terutama ibu, untuk memahami batas perannya dalam kehidupan rumah tangga sang anak.
“Tentu harus ada batasan dan memahami posisi anak sudah berbeda, karena anaknya bukan anak-anak lagi,” ujar Sukmadiarti kepada Kompas.com, Rabu (21/5/2025).
Ia menekankan, banyak orangtua yang masih menganggap anaknya sebagai sosok kecil yang harus terus diarahkan.
Padahal, setelah menikah, anak telah memiliki peran baru dan perlu diberikan kepercayaan untuk menjalani kehidupannya sendiri.
Psikolog yang berpraktik di Semarang Jawa Tengah itu juga menyebut, anak laki-laki umumnya membutuhkan ruang untuk menunjukkan kepemimpinannya dalam keluarga.
Campur tangan yang berlebihan dari orangtua bisa membuat anak merasa tidak memiliki otonomi dan menunjukkan kemandiriannya, baik di hadapan istri maupun dalam pengambilan keputusan keluarga.
“Terlebih anak laki-laki itu butuh ruang untuk menunjukkan kepemimpinannya terhadap keluarga barunya, sehingga mereka tidak merasa diatur oleh istri maupun orangtua,” ujar dia.
Menurutnya, orangtua sebaiknya berperan sebagai pemberi masukan, bukan sebagai penentu keputusan.
Di sisi lain, anak dan menantu juga perlu mendengarkan dan terbuka terhadap masukan orangtua, sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan.
“Orangtua itu batasannya hanya untuk masukan. Nasihat dan pengalaman yang orangtua berikan, silahkan diterima dulu. Untuk dilakukan atau tidaknya, keputusan ada di tangan pasangan,” tegas Sukmadiarti.