kubet indonesia – 4 Batasan yang Perlu Diperhatikan Orangtua Ketika Anak Sudah Menikah

Lihat Foto orangtua pun ikut berubah. Orangtua tidak lagi menjadi sosok yang menentukan keputusan hidup anak. Sebaliknya, orangtua kini perlu belajar menempatkan diri untuk menghargai batasan agar tidak mencampuri kehidupan rumah tangga anak secara berlebihan. Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Farraas Afiefah Muhdiar membagikan 4  batasan penting yang perlu diperhatikan orangtua ketika anak sudah menikah.…

Ilustrasi keluarga.

Lihat Foto

orangtua pun ikut berubah. Orangtua tidak lagi menjadi sosok yang menentukan keputusan hidup anak.

Sebaliknya, orangtua kini perlu belajar menempatkan diri untuk menghargai batasan agar tidak mencampuri kehidupan rumah tangga anak secara berlebihan.

Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Farraas Afiefah Muhdiar membagikan 4  batasan penting yang perlu diperhatikan orangtua ketika anak sudah menikah. Berikut penjelasannya.

Batasan yang Perlu Diperhatikan Orangtua Ketika Anak Sudah Menikah

1. Biarkan anak menyelesaikan masalah rumah tangganya sendiri

Setelah anak menikah, peran orangtua bukan lagi pengambil keputusan, melainkan pemberi dukungan dari jauh.

Jika anak sedang menghadapi masalah rumah tangga, sebaiknya beri kesempatan untuk menyelesaikannya sendiri terlebih dahulu.

“Kalau ada hal yang ingin diingatkan ke anak boleh saja, tapi dipilah-pilih dulu. Penting untuk memberikan anak kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri,” kata Farraas kepada Kompas.com, Selasa (20/5/2025).

Memberi ruang untuk mandiri akan membantu anak tumbuh sebagai pribadi dewasa yang bisa bertanggung jawab terhadap pilihannya.

2. Hindari intervensi jika tak diminta

Tak semua nasihat perlu disampaikan. Orangtua perlu memahami kapan waktunya berbicara dan kapan sebaiknya diam.

“Pada dasarnya orangtua lebih baik tidak melakukan intervensi, kecuali memang anak meminta bantuan atau pendapat,” ujar dia.

Membiarkan anak meminta bantuan lebih dulu menunjukkan bahwa orangtua menghargai batasan dalam rumah tangga anak.

3. Dukung keputusan anak, bukan mengatur

Orangtua boleh memberi masukan, tapi keputusan akhir tetap milik anak dan pasangannya. 

Dukungan orangtua justru menjadi kekuatan bagi anak dalam membangun rumah tangganya.

“Masukan orangtua memang bisa jadi bahan pertimbangan, akan tetapi keputusannya ada di tangan anak dan menantu. Apapun keputusan yang diambil, dukunglah sepenuh hati,” jelasnya.

Ia menambahkan, dukungan orangtua bisa berupa bantuan emosional maupun keuangan jika dibutuhkan, tapi sebaiknya tidak mengharapkan imbalan yang berlebihan.

4. Hargai perubahan prioritas anak

Setelah menikah, wajar jika anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama pasangan atau keluarganya sendiri. 

Orangtua perlu memahami, hal ini bukan tanda anak menjauh, tapi bentuk kedewasaan hubungan.

“Menghargai dan menerima bahwa ketika anak sudah berumah tangga, akan ada momen di mana mereka lebih punya banyak waktu dengan pasangannya, terlebih jika sudah punya anak,” tutur Farraas.

Farraas menegaskan, hubungan yang sehat antara orangtua dan anak justru butuh melepaskan peran lama demi tumbuhnya kemandirian emosional.

Selain itu, jika anak menghabiskan waktu lebih banyak dengan pasangan setelah menikah, hal ini bukan berarti kasih sayangnya terhadap ibu berkurang.